Ibu. Siapa yang tak tahu kata itu?. Semua orang pasti tahu. Walaupun kata –kata yang mereka pakai untuk mengungkapkan “ IBU” berbeda satu dengan yang lainnya. Mama.Bunda.Mami.Emak.Umi. kata-kata yang bermakna sama yaitu Ibu.
Ibu. Adalah wanita yang melahirkan kita. Wanita yang rela meminjamkan rahimnya selama 9 bulan untuk tempat singgah kita sebelum lahir di dunia ini. Wanita yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita ke dunia ini. Wanita yang memberi kita kasih sayang sedari kecil hingga saat ini. Itulah Ibu.
Aku bukanlah seorang pujangga yang bisa menciptakan beribu kata-kata anggun tentang Ibu. Aku bukanlah seorang penyair yang bisa membuat beribu kata indah tentang Ibu. Aku hanya seorang anak yang sangat mengagumi sosok Ibu. Dan kisah ini adalah kisah tentang Ibuku dari sudut pandang diriku sendiri dan aku buat dengan kata-kata yang sangat sederhana namun tak mengurangi arti pentingnya seorang Ibu.
Ibu…aku mencintaimu…
Perjuangan Ibuku sebagai seorang Ibu dimulai 17 tahun yang lalu. Tepatnya tanggal 30 April 1993. Hari dimana aku dilahirkan. Ibu berjuang mempertaruhkan nyawanya demi diriku, anak pertamanya. Sejak saat itu tugasnya bertambah, yang sebelumnya hanya mengurus suaminya atau dalam kata lain Ayahku, sekarang ia harus mengurus diriku. Tugas yang tidaklah mudah.
Ibu…guru terbaikku…
Guru pertamaku , ya ibuku. Wanita yang selalu sabar mengajariku, mendidikku, dan mengawasiku. Mungkin aku tak banyak ingat soal masa kecilku. Saat dimana aku belum sekolah. Tapi aku yakin Ibulah guru terbaikku.
Ibu…tak pernah mengenal kata lelah.
Sepertinya tak pernah ada kata lelah dalam kamus Ibuku. Sehingga ia mampu melakukan semua tugasnya sebagai Ibu.
Ibu dan sebuah kenyataan…
Dulu, aku pikir, masa kecil ibuku sama sepertiku, menyenangkan. Tetapi ternyata tidak. Yang aku maksud menyenangkan adalah mendapat kasih sayang kedua orang tuanya terutama ayah. Ibuku mungkin mandapatkan hal itu, tetapi tak seperti diriku.
Sejak kecil, aku pikir kakekku, ayah dari ibuku sudah meninggal. Tetapi itu salah. Kakekku atau suami nenekku memang sudah meninggal, tatapi dia bukan ayah ibuku. Ayah dari ibuku masih hidup. Aku mengetahui hal itu lima tahun yang lalu. Ternyata ayah dari ibuku masih ada. Karna sebuah perceraian, ibuku jadi tak mendapat kasih sayang ayahnya.
Sebenarnya, mungkin Ibuku tak mau menemui ayahnya, tetapi karna paksaan dari ayahku yang menyuruhnya mencari ayahnya atau kakekku akhirnya ibuku menyetujui. Ayahku berpikir kasihan diriku dan adik-adikku, jika kami tak mengetahui bahwa kami masih memiliki seorang kakek. Hal itulah yang membuat Ibuku akhirnya mambawaku beserta adik-adikku menemui ayahnya atau kakekku. Yaah…dan akhirnya aku tau sebuah kenyataan yang tersembunyi selama ini.
Ibu…mungkin ini cobaan terberatmu…
Hari – hari sebagai Ibu sudah ibuku jalani selama lebih dari 17 tahun. Semua kami lalui bersama dengan ceria. Tetapi tiga bulan yang lalu sesuatu ‘buruk’ terjadi. Sesuatu yang tak kami inginkan, apalagi oleh Ibuku. Sesuatu itu mengharuskan kami pindah rumah. Bukan karena rumah disita atau yang sejenisnya tetapi hanya karena sebuah mainan semprotan milik adikku.
Waktu itu adikku bermain semprotan ketika nenekku mengaji. Mungkin karena jengkel nenekku membanting semprotan itu dan adikku menangis. Ibuku mengggetahui hal itu dan meminta nenekku untuk tak melekukuannya. Tetapi hal itu tlah terjadi. Dua hari setelah itu nenekku pergi dari rumah. Kami mengira hanya jalan jalan tetapi ternyata tidak, nenekku marah. Semingu berlalu, nenekku tak pulang. Kami khawatir. Ayah dan ibuku sibuk mencari.sempat ibuku berpikir untuk ikut sebuah reality show salah satu stasiun TV yang acarannya mencari orang yang lama tak ditemukan Tetapi beberapa hari setelah itu ada sebuah surat datang diantar oleh RT kami. Surat dari nenek. Intinnya menginginkan kami untuk mencari tempat tinggal baru. Ya..rumah yang kami tinggali itu memang rumah nenekku. Akhirnya ibuku menghentikan pencarian dan menerima keadaan. Tapi aku tahu dia sangat sedih.
Itulah sebuah cobaan yang ibuku alami bersama kami. Cobaan yang menurutku sangat berat. Bagaimana tidak, nenekku atau ibu dari ibuku menginginkan kami untuk tidak menempati rumah yang selama ini kami tinggali. Ibukulah yang paling sedih karena harus berpisah dengan ibunya. Ayahku mengatakan kasihan sekali ibuku, waktu kecil ditinggal ayah, nah sekarang ditinggal ibunya.
Yahhhh…itulah sesuatu yang telah terjadi. Dan kini hubungan kami kembali membaik dengan nenek. Ibu juga masih sering mampir kerumah nenek. Hmm..sebuah cobaan yang mengubah hidup kami. Yang kata tetanggaku bagus jika dibuat menjadi film. Haha.
Itulah kisah ibuku.
Ibu akan selalu jadi orang yang paling aku sayang.
Aku ingin jadi sepertimu.

